PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Beberapa tahun terakhir, upaya pembenahan dan penyempurnaan
kinerja organisasi khususnya organisasi sekolah menjadi sesuatu hal yang sangat
penting untuk segera dilakukan. Hal ini disebabkan karena adanya tuntutan
terhadap mutu pendidikan sebagai konsekuensi langsung dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat. Dalam sistem persekolahan, lulusan
merupakan fokus tujuan, lulusan berkualitas tidak mungkin terwujud tanpa proses
pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu tidak mungkin tercapai
tanpa adanya organisasi persekolahan yang tepat.[1]
Untuk mewujudkan kinerja organisasi yang tepat dan bermutu
maka diperlukan adanya kepemimpinan yang memadai. Kepemimpinan tersebut harus
mampu memotivasi atau memberi semangat kepada para stafnya dengan jalan
memberikan inspirasi atau mengilhami kreativitas mereka dalam bekerja. Kepemimpinan
transaksional dan transformasional inilah yang secara akademis cukup diyakini
akan mampu menjawab tantangan dalam
rangka meningkatkan mutu sekolah.
- RUMUSAN MASALAH
Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai diantaranya:
1.
Apa pengertian
dan ciri-ciri kepemimpinan transaksional?
2.
Apa pengertian
dan ciri-ciri kepemimpinan transformasional?
3.
Apa perbedaan
antara kepemimpinan transaksional dengan kepemimpinan transformasional?
PEMBAHASAN
- KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
1. Pengertian Kepemimpinan
transaksional
Burns mendefinisikan kepemimpinan transaksional adalah
kepemimpinan yang memotivasi bawahan atau pengikut dengan minat-minat pribadinya.
Kepemimpinan transaksional juga melibatkan nilai-nilai akan tetapi nilai-nilai
itu relevan sebatas proses pertukaran (exchange process), tidak langsung
menyentuh substansi perubahan yang dikehendaki. Kudisch, mengemukakan kepemimpinan
transaksional dapat digambarkan sebagai :
a. Mempertukarkan sesuatu yang berharga bagi yang lain
antara pemimpin dan bawahannya.
b. Intervensi yang dilakukan sebagai proses organisasional
untuk mengendalikan dan memperbaiki kesalahan.
c. Reaksi atas tidak tercapainya standar yang telah ditentukan.
Kepemimpinan transaksional menurut Metcalfe (2000)
pemimpin transaksional harus memiliki informasi yang jelas tentang apa yang
dibutuhkan dan diinginkan bawahannya dan harus memberikan balikan yang konstruktif
untuk mempertahankan bawahan pada tugasnya. Pada hubungan transaksional,
pemimpin menjanjikan dan memberikan penghargaan kepada bawahannya yang
berkinerja baik, serta mengancam dan mendisiplinkan bawahannya yang berkinerja
buruk.
Bernard M. Bass mengemukakan kepemimpinan
transaksional adalah kepemimpinan di mana pemimpin menentukan apa yang harus
dikerjakan oleh karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan mereka sendiri atau
organisasi dan membantu karyawan agar memperoleh kepercayaan dalam mengerjakan
tugas tersebut.
Jadi kepemimpinan transaksional merupakan sebuah
kepemimpinan dimana seorang pemimpin mendorong bawahannya untuk bekerja dengan
menyediakan sumberdaya dan penghargaan sebagai imbalan untuk motivasi,
produktivitas dan pencapaian tugas yang efektif.
2. Ciri-ciri Kepemimpinan
transaksional
Kepemimpinan transaksional sangat memperhatikan nilai
moral seperti kejujuran, keadilan, kesetiaan dan dan tanggung. Kepemimpinan ini
membantu orang ke dalam kesepakatan yang jelas, tulus hati, dan memperhitungkan
hak-hak serta kebutuhan orang lain. Inilah kepemimpinan kepala sekolah dengan
mendengarkan keluhan dan perhatian berbagai partisipan, memutuskan perdebatan
dengan adil, membuat orang bertanggungjawab atas target kerja mereka,
menyediakan sumberdaya yang diperlukan demi pencapaian tujuan.
Kepemimpinan transaksional kepala sekolah mengandaikan
adanya tawar menawar antara berbagai kepentingan individual dari guru dan staf
sebagai imbalan atas kerjasama mereka dalam agenda kepala sekolah. Kepala
sekolah sebagai pimpinan akan terus mengupayakan perbaikan-perbaikan evaluasi
program, jalinan komunikasi, koordinasi, strategi mengatur target khusus dan
kegiatan tugas-tugas untuk pemecahan masalah.
Kepala sekolah transaksional belajar tentang cara
belajar (learning how to learn). Kepala
sekolah belajar dari aneka pengalaman dan mempertahankan keyakinan atas
nilai-nilai mereka. Kepala sekolah transaksional juga memiliki kemampuan
motivasi dan memberdayakan guru dan stafnya. Dampaknya adalah terwujudnya
perilaku organisasi sekolah (school
organization behavior).[2]
Kepemimpinan
transaksional menurut Bass memiliki karakteristik sebagai berikut :[3]
a. Contingent reward
Kontrak pertukaran penghargaan untuk usaha, penghargaan yang dijanjikan
untuk kinerja yang baik, mengakui pencapaian.
b. Active management by exception
Melihat dan mencari penyimpangan dari aturan atau standar, mengambil
tindakan perbaikan.
c. Pasive
management by exception
Intervensi hanya jika standar tidak tercapai.
d. Laissez-faire
Melepaskan tanggung jawab, menghindari pengambilan
keputusan.
- KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
1. Pengertian Kepemimpinan
Transformasional
Istilah
kepemimpinan transformasional terdiri dari dua kata yaitu kepemimpinan (leadership) dan transformasional (transformational). Kepemimpinan adalah setiap
tindakan yang yang dilakukan oleh individu
atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau
kelompok lain lain yang tergabung
dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.[4]
McFarlan
(1978) mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses dimana pimpinan
dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses
mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut Pfiffner (1980) kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan
memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Istilah
transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna
mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda.
Misalnya, mengubah energi potensial menjadi energi aktual atau motif
berprestasi menjadi prestasi riil. Jadi, seorang kepala sekolah bisa disebut
menerapkan kaidah kepemimpinan transformasional, jika dia mampu mengubah sumber
daya baik manusia, instrumen, maupun
situasi untuk mencapai tujuan-tujuan reformasi sekolah.
Kepemimpinan
transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan
atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target
capaian yang telah ditetapkan.[5] Sumber daya yang dimaksud yaitu sumber daya
manusia seperti pimpinan, staf, bawahan, tenaga ahli, guru, dosen, peneliti,
dan lain-lain.
Berkaitan dengan kepemimpinan transformasional ini,
Leithwood, dkk (1999) mengemukakan :[6]
Transformational leadership is seen to be sensitive to
organization building, developing shared vision, distributing leadership and
building school culture necessary to current restructuring efforts in schools.
Kepemimpinan transformasional menggiring SDM yang
dipimpin ke arah tumbuhnya sensitivitas pembinaan dan pengembangan organisasi,
pengembangam visi secara bersama, pendistribusian kewenangan kepemimpinan, dan membangun
kultur organisasi sekolah yang menjadi keharusan dalam skema restrukturisasi
sekolah.
2. Ciri-ciri Kepemimpinan
Transformasional
Kepemimpinan transformasional diprediksikan mampu
mendorong terciptanya efektifitas institusi pendidikan. Jenis kepemimpinan
ini menggambarkan adanya tingkat
kemampuan pemimpin untuk mengubah mentalitas dan perilaku pengikut menjadi
lebih baik.
Kepemimpinan transformasional memiliki makna dan
orientasi masa depan (future oriented)
institusi pendidikan diantaranya kebutuhan menanamkan budaya inovasi dan
kreatifitas dalam meningkatkan kreativitas dalam meningkatkan mutu dan
eksistensi institusi pendidikan. Hal ini penting karena warga institusi
pendidikan terutama peserta didik berharap banyak untuk terciptanya institusi
pendidikan yang berkualitas, produktif serta profesional dalam menapaki masa
depan dan segala tantangan yang ada.
Ciri pemimpin transformasional diantaranya:[7]
a. Mampu mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya
hasil pekerjaan.
b. Mendorong pengikut untuk lebih mendahulukan
kepentingan organisasi
c. Mendorong untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.
Kepemimpinan transformasional menurut Bernard M. Bass memiliki
karakteristik yang membedakan dengan gaya kepemimpinan yang lainnya
diantaranya:[8]
a.
Charisma
Memberikan visi dan misi yang masuk akal, menimbulkan kebanggaan,
menimbulkan rasa hormat dan percaya.
b. Inspiration
Mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan
upaya, mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang sederhana.
c. Intellectual
stimulation
Meningkatkan intelegensi, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara
teliti.
d. Individualized
consideration
Memberikan perhatian pribadi, melakukan pelatihan dan konsultasi kepada
setiap bawahan secara individual.
- PERBEDAAN KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DENGAN TRANSFORMASIONAL
Kepemimpinan transaksional dan transformasional memiliki
perbedaan esensial dalam konstruksi perilaku kepemimpinan tetapi sifatnya
saling melengkapi dan tidak saling meniadakan. Seberapa besar kombinasinya
tergantung dari situasi masing-masing.
Menurut
pemikiran Bass (2007), kepala sekolah transaksional bekerja di dalam budaya
organisasi sekolah seperti yang ada, sedangkan kepala sekolah transformasional
mengubah budaya organisasi sekolah. Perbedaan esensial antara pemimpin
transaksional dan transformasional berikut ini :[9]
1.
Kepemimpinan Transaksional
a. Pemimpin
menyadari hubungan antara usaha dan imbalan
b. Kepemimpinan
adalah responsif dan orientasi dasarnya adalah berurusan dengan masalah
sekarang.
c. Pemimpin
mengandalkan bentuk-bentuk standar bujukan, hadiah, hukuman dan sanksi untuk
mengontrol pengikut.
d. Pemimpin
memotivasi pengikutnya dengan menetapkan tujuan dan menjanjikan imbalan bagi
kinerja yang dikehendaki.
e. Kepemimpinan
tergantung pada kekuatan pemimpin memperkuat bawahan untuk berhasil
tawar-menawar.
2.
Kepemimpinan
Transformasional
a. Pemimpin
membangkitkan emosi pengikut dan memotivasi mereka bertindak di luar kerangka
dari apa yang digambarkan sebagai hubungan pertukaran.
b. Kepemimpinan
adalah bentuk proaktif dan harapan-harapan baru pengikut.
c. Pemimpin
dapat dibedakan oleh kapasitas mereka mengilhami dan memberikan pertimbangan
individual (bentuk perhatian, dukungan, dan pengembangan bagi pengikut),
stimulasi intelektual (upaya pemimpin untuk meningkatkan kesadaran terhadap
permasalahan organisasional dengan sudut pandang yang baru) dan pengaruh ideal
(membangkitkan emosi dan identifikasi yang kuat terhadap visi organisasi) untuk
pengikut.
d. Pemimpin
menciptakan kesempatan belajar bagi pengikut mereka dan merangsang pengikutnya
untuk memecahkan masalah.
e. Pemimpin
memiliki visi yang baik, retoris dan keterampilan manajemen untuk mengembangkan
ikatan emosional yang kuat dengan pengikutnya.
f. Pemimpin
memotivasi pengikutnya bekerja untuk tujuan yang melampaui kepentingan pribadi.
KESIMPULAN
Kepemimpinan transaksional
merupakan sebuah kepemimpinan dimana seorang pemimpin mendorong bawahannya
untuk bekerja dengan menyediakan sumberdaya dan penghargaan sebagai imbalan
untuk motivasi, produktivitas dan pencapaian tugas yang efektif.
Kepemimpinan transaksional menurut Bass memiliki karakteristik yaitu Contingent reward (kontrak
pertukaran penghargaan untuk usaha, penghargaan yang dijanjikan untuk kinerja
yang baik, mengakui pencapaian), Active
management by exception (melihat dan mencari penyimpangan dari
aturan atau standar, mengambil tindakan perbaikan), Pasive management by exception (intervensi hanya jika standar
tidak tercapai), Laissez-faire
(melepaskan tanggung jawab, menghindari pengambilan keputusan).
Kepemimpinan transformasional adalah
kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain
untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka
mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target capaian yang telah
ditetapkan.
Kepemimpinan transformasional menurut Bernard M. Bass memiliki
karakteristik yaitu Charisma
(memberikan visi dan misi yang masuk akal, menimbulkan kebanggaan, menimbulkan
rasa hormat dan percaya), Inspiration
(mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan
upaya, mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang sederhana), Intellectual stimulation (meningkatkan
intelegensi, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara teliti), Individualized consideration (memberikan
perhatian pribadi, melakukan pelatihan dan konsultasi kepada setiap bawahan
secara individual).
Perbedaan kepemimpinan
transaksional dengan kepemimpinan transformasional yaitu kepala sekolah
transaksional bekerja di dalam budaya organisasi sekolah seperti yang ada,
sedangkan kepala sekolah transformasional mengubah budaya organisasi sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Bustari, Meilina. Kepemimpinan Transformasional kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi, http://eprints.uny.ac.id/76/1/5._KEPEMIMPINAN__TRANSFORMASIONAL__KEPALA_SEKOLAH__DALAM_MENINGKATKAN_KINERJA_ORGANISASI.pdf
diakses pada tanggal
29 November 2012 pukul 14.47
Danim,
Sudarwan. 2010. Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan
Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku Motivational dan Mitos). Bandung: Alfabeta.
Danim,
Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas
Pembelajar ( Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi
Pembelajaran). Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyono.
2009. Educational Leadership (Mewujudkan
Efektivitas Kepemimpinan Pendidikan). Malang: UIN Malang Press.
Widodo,
Joko. Kepemimpinan Pendidikan
Transaksional dan Transformasional di SMK Non Teknik. Fakultas Ekonomi
UNNES. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/DP/article/download/437/390
diakses pada tanggal 29 November 2012 pukul 14.44
[1] Meilina Bustari, Kepemimpinan
Transformasional kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi, hal.176.
[2] Sudarwan
Danim, Kepemimpinan Pendidikan
(Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku Motivational dan Mitos), (Bandung:
Alfabeta, 2010), hal.141.
[3] Djoko Widodo, Kepemimpinan
Pendidikan Transaksional dan Transformasional di SMK Non Teknik, Fakultas
Ekonomi UNNES,
hal. 132.
[4] Sudarwan Danim, Menjadi
Komunitas Pembelajar ( Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi
Pembelajaran), (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), hal. 53.
[5] Sudarwan Danim, Menjadi Komunitas Pembelajar ( Kepemimpinan
Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran), hal.53
[6] Ibid., hal.53
[7] Mulyono, Educational Leadership (Mewujudkan Efektivitas Kepemimpinan Pendidikan).
(Malang: UIN Malang Press, 2009), hal. 135-136
[8] Joko Widodo, Kepemimpinan Pendidikan Transaksional dan Transformasional
di SMK Non Teknik, Fakultas Ekonomi UNNES hal. 133.
[9] Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius
(IQ+EQ), Etika, Perilaku Motivational dan Mitos), hal.144.
ALHAMDULILLAH,,,, sangat brmanfaat. sukron,,
BalasHapusterima kasih sangat atas informasinya
BalasHapussangat bermanfaat dan bahasanya mudah difahami, terimakasih..
BalasHapussangat bermanfaat dan membantu sekali :)
BalasHapusThanks
BalasHapusklw 10 kepemimpinan bersifat transaksional
BalasHapussangat membantu thanks
BalasHapus👍
BalasHapus